cerita horor singkat
Ini bukan tentang aku, kamu atau cermin. Ini tentang dia.
Narasumber: Akira (23 tahun), my best friend in my story “Ayako datang“.
Lokasi: Yokohama, Jepang.
Lokasi: Yokohama, Jepang.
Sewaktu kecil, aku tinggal di kota Yokohama, Jepang bersama dengan kedua orang tuaku. Aku tidak pernah merasakan, melihat atau apapun mengenai hal ganjil selama ini. Mengenai hantu dan sejenisnya. Aku tidak pernah. Tapi entah kenapa malam itu, nasib sial menghampiriku. Ketika tengah malam pada jam 1.45 dan aku masih ingat sekali, aku keluar dari kamar menuju kearah dapur dan berniat ingin minum.
Sebuah cermin, yang diletakkan papaku di dinding, baru dibelinya beberapa hari yang lalu dari seorang teman yang aku tak tahu siapa. Dari kamar, aku harus melewati cermin itu untuk menuju kedapur. Di awal aku keluar kamar, aku hanya melintasi cermin tersebut tanpa melihatnya (tanpa bercermin). Setelah selesai minum, aku langsung bergegas kedalam kamarku dan harus melewati cermin itu lagi.
Entah kenapa malam itu, aku ingin bercermin, sekedar melihat wajahku saja. Tapi alangkah terkejutnya aku, ketika melihat bayanganku ternyata aku tidaklah sendiri. Aku bersama dia. Dia. Ya dia. Wanita bergaun yang penuh darah segar, berambut panjang dan wajahnya sangat mengerikan. Dia melintasiku. Antara melintasi bayanganku ataukah aku? Aku yakin, ini bukanlah tentang cermin itu, tapi dia, dibalik cermin. Aku hanya kaku dan diam seribu bahasa. Aku lihat saja sosok itu sampai hilang dan akhirnya aku pingsan.
Apa itu?
Narasumber: Papa Lee Hui
Lokasi: Gimpo, Korea Selatan
Lokasi: Gimpo, Korea Selatan
Kisah ini sudah lama sekali. Papaku (Mr.Lee ) akan pergi memancing bersama temannya bernama Mr.Kwan disalah satu kolam pancing yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi rumah mereka berdua. Malam hari, kira-kira sudah jam 9. Malam itu tidak seperti biasanya, perasaan papaku tidak enak untuk memancing malam ini. “Santai saja. Itu hanya perasaan” kata Mr.Kwan. Ok, papa akhirnya tidak memperdulikan perasaannya itu. Sampailah diarea kolam pancing. Malam itu memang sangat aneh, bukan hanya perasaan papa saja yang tidak enak, tapi.
“Kok sunyi kolam pancingnya? Biasanya ramai orang. Atau kita yang kelamaan?” tanya Mr.Kwan.
“Pulang saja yuk. Perasaanku semakin buruk. Besok saja kita memancingnya” kata papaku yang sudah panik.
“Jangan. Sudah sampai, sudah tanggung” jawab Mr.Kwan.
“Pulang saja yuk. Perasaanku semakin buruk. Besok saja kita memancingnya” kata papaku yang sudah panik.
“Jangan. Sudah sampai, sudah tanggung” jawab Mr.Kwan.
Akhirnya mereka berdua mencari tempat untuk memancing. Sekitar 30 menit berlalu, ikan belum juga mereka dapatkan.
“Sabar. Namanya juga memancing” kata Mr.Kwan
“Kenapa kau kelihatan selalu gelisah? Sudah tenang saja. Kalau kita dapat satu hari ini, kita langsung pulang” sambung Mr.Kwan.
“Kenapa kau kelihatan selalu gelisah? Sudah tenang saja. Kalau kita dapat satu hari ini, kita langsung pulang” sambung Mr.Kwan.
Papaku entah kenapa malam itu tidak bisa tenang seperti biasanya (kata papa). Seperti akan ada sesuatu hal terjadi, tapi dia tidak tahu. Papaku selalu mengajak Mr.Kwan untuk pulang, tapi Mr.Kwan selalu menolak. Sampai tiba-tiba sesuatu hal terjadi pada mereka berdua.
“Lee, pancingaku ketarik. Ikan. Ini pasti ikan” kata Mr.Kwan yang sangat kesenangan. Di tariknya, tarik dan tarik. Sampailah sesuatu mulai muncul keatas permukaan air (yang menarik kail pancing). Jarak yang tidak terlalu jauh, karena minim pencahayaan, mereka jadi menerka-nerka.
“Apa itu?” tanya papaku.
“Iya, apa ya? Kayak bulat. Hitam, seperti bulu” jawab Mr.Kwan yang juga bingung.
“Iya, apa ya? Kayak bulat. Hitam, seperti bulu” jawab Mr.Kwan yang juga bingung.
Semakin ditarik, kelihatan semakin aneh. Kemudian papaku menyuruh untuk jangan menarik itu sampai ketanah atau permukaan, biarkan tetap didalam air. Kemudian papaku mengambil obornya untuk mengecek sesuatu yang aneh itu, papaku berjalan dan mulai memasuki air. Mendekat dan semakin mendekat. Setelah dilihat.
“*Haa!” papaku menjerit dan langsung lari tanpa memperdulikan temannya. Dia meninggalkan temannya. Keesokan harinya, Mr.Kwan datang kerumah dan menemui papa yang ternyata sedang sakit demam akibat melihat sesuatu itu.
“Apa yang menggigit kail pancingku dan apa yang kau lihat semalam?” tanya Mr.Kwan.
“Kau mau tahu apa yang menggigit kail pancingmu dan apa yang kulihat semalam. Sebuah kepala manusia menyeringai yang menggigit kail pancingmu dan itulah yang kulihat”.
“Kau mau tahu apa yang menggigit kail pancingmu dan apa yang kulihat semalam. Sebuah kepala manusia menyeringai yang menggigit kail pancingmu dan itulah yang kulihat”.
Komentar
Posting Komentar